KARAKTERISASI MUTU TEH HITAM METODE CTC (Crushing, Tearing and Curling)

Characterization of Black tea Quality in CTC (Crushing, Tearing and Curling) Method at PTPN XII District Bantaran Region Sirah Kencong

Authors

  • Nur Sriwijayanti Universitas Muhammadiyah Malang
  • Elfi Anis Saati Universitas Muhammadiyah Malang
  • Sri Winarsih Universitas Muhammadiyah Malang

DOI:

https://doi.org/10.29303/profood.v7i2.215

Keywords:

antioksidan , Teh Hitam CTC, Cup test

Abstract

Abstract

This study aims to test the quality of black tea using the cup test method and to test the antioxidant activity of black tea using the DPPH method. The method used in this research is the experimental method. The data obtained from the results of this study are displayed in the form of tables, pictures and discussed in a quantitative descriptive manner. The results showed that CTC black tea had an appearance quality rating of medium/moderate (Fair made), the quality of the brewed water (liquor) was of medium/moderate quality (Fair good), and the quality of the pulp (infused leaf). ) is at best medium quality. The antioxidant activity, starting from the highest, was BMC (Broken Mix CTC) with  of 38,187 ppm, D2 (Dust 2) with I of 38,525 ppm, and PF1 (Pekoe Fanning) with  of 54,907 ppm.

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mutu teh hitam dengan metode cup test dan menganalisis aktivitas antioksidan pada teh hitam dengan metode DPPH. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini ditampilkan dalam bentuk Tabel, gambar dan dibahas secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Teh hitam CTC memiliki penilaian kualitas kenampakan sifat luar (appearance) berada pada kualitas medium/sedang (Fair made), kualitas air seduhan (liquor) berada pada kualitas medium/sedang (Fair good), dan kualitas ampas (infused leaf) berada pada kualitas best medium. Aktivitas antioksidan secara berturut-turut mulai dari yang tertinggi adalah BMC (Broken Mix CTC) dangan  38,187 ppm, D2 (Dust 2) dangan  38,525 ppm, dan PF1 (Pekoe Fanning) dengan  54,907 ppm.

References

Anggraini, T. (2018). Proses dan Manfaat Teh. In Journal of Chemical Information and Modeling 53(9).

Arumsari, K., & Aminah, S. (2019). Aktivitas Antioksidan Dan Sifat Sensoris Teh Celup Campuran Bunga Kecombrang, Daun Mint Dan Daun Stevia. Pangan Dan Giz, 9(2), 79–93.

Dewi Anjarsari, I. R. (2016). Katekin teh Indonesia : prospek dan manfaatnya. Kultivasi, 15(2), 99–106.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (2020). Luas Areal Teh Menurut Provinsi di Indonesia, 2017-2021.

Liem, J. L., Marina, M., 1, H., Agroteknologi, P., Pertanian, F., Bisnis, D., Kristen, U., Wacana, S., & Penulis, K. (2021). Pengaruh Umur Daun Teh Dan Waktu Oksidasi Enzimatis Terhadap Kandungan Total Flavonoid Pada Teh Hitam (Camellia Sinesis). Jurnal Teknik Pertanian Lampung, 10(1), 41–48.

Martinus, B. A., Arel, A., & Gusman, A. (2015). Perbandingan Kadar Fenolat Total dan Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak Daun Teh (Camellia sinensis [L.] O. K.) dari Kayu Aro dengan Produk Teh Hitamnya yang Telah Beredar. Scientia : Jurnal Farmasi Dan Kesehatan, 4(2), 75.

Mely Mailandari. (2012). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Garcinia kydia Roxb. Dengan metode DPPH dan IdentfikasiSenyawa Kimia Fraksi Yang Aktif. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Ekstensi Farmasi. Universitas Indonesia, 13.

Molyneux, P. (2004). The Use of the Stable Free Radical Diphenylpicryl-hydrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin Journal of Science and Technology, 26(December 2003), 211–219.

Ngurah, I. G., & Aviantara, A. (2020). Pengaruh Waktu Pelayuan dan Suhu Pengeringan terhadap Karakteristik Teh Herbal Daun Bambu Tabah (. 8(September), 223–230.

Ramlah. (2017). Penentuan Suhu dan Waktu Optimum Penyeduhan Daun Teh Hijau ( Camellia Sintesis L .) P + 2 Terhadap Kandungan Antioksidan Kafein. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Alauddin. Makassar.

Rohdiana, D. (1999). Evaluasi Kandungan Theaflavin dan Thearubigin pada Teh dalam kemasan. Jurnal Kimia Terapan Indonesia. 9: 29–32.

SOP (Standar Mutu dan Keamanan Produk Teh Hitam). (2021). SOP (Standar Mutu dan Keamanan Produk Teh Hitam).

Sud and Asha. (2000). Seasonal variations in theaflavins, thearubigins, total colour and brightness of Kangra orthodox tea (Camellia sinensis (L) O Kuntze) in Himachal Pradesh. Science of Food and Agriculture, 80, 1291–1299.

Sudaryat, Y., Kusmiyati, M., Pelangi, citra ratu, Rustamsyah, A., & Rohdiana, D. (2015). Aktivitas Antoiksidan Seduhan Sepuluh Jenis Teh Hitam (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) Indonesia. Teh Dan Kina, 18(2), 95–100.

Ulandari, D. A. T., Nocianitri, K. A., & Arihantana, N. M. I. H. (2019). Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap Kandungan Komponen Bioaktif Dan Karakteristik Sensoris Teh White Peony. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pangan (ITEPA), 8(1), 36.

Widyawati, P. S., Budianta, T. D. W., Werdani, Y. D. W., & Halim, M. O. (2018). Aktivitas Antioksidan Minuman Daun Beluntas Teh Hitam (Pluchea indica Less-Camelia sinensis). Agritech, 38(2), 200.

Yamin, M., Ayu, D. F., & Hamzah, F. (2017). Lama Pengeringan Terhadap Aktivitas Antioksidan Dan Mutu Teh Herbal Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.). Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, 4(2), 1–15.

Published

2021-12-31

How to Cite

Sriwijayanti, N., Saati, E. A., & Winarsih, S. (2021). KARAKTERISASI MUTU TEH HITAM METODE CTC (Crushing, Tearing and Curling): Characterization of Black tea Quality in CTC (Crushing, Tearing and Curling) Method at PTPN XII District Bantaran Region Sirah Kencong. Pro Food, 7(2), 23–31. https://doi.org/10.29303/profood.v7i2.215