KECERAHAN DAN KONSISTENSI WARNA KUNING DARI EMPAT EKSTRAK PEWARNA ALAMI
Brightness and Consistency of Yellow Color of Four Natural Dye Extracts
DOI:
https://doi.org/10.29303/profood.v5i2.106Kata Kunci:
brightness, consistency, natural dye, kecerahan warna, konsistensi kecerahan warna, pewarna alamiAbstrak
ABSTRACT
There have been many studies on natural dyes, but most have only focused on one type of plant source.This study aims to compare the color quality (Brightness and Consistency) and production costs from four sources of yello natural dyes, namely tumeric (Curcuma domestica Val), ginger rhizome (Curcuma xanthorhiza Roxb.), cosmos flowers (Cosmos sulphureus), and yellow roots (Arcangelisia Flava Merr). The method used in this study is a Completely Randomized Design with a single factor type of material. Parameters for comparision include the strenght and stability of the yellow color measured through image analysis and UV absorption spectrophotometer analysis. The treatment for the brightness test made on this research consist of 4 types of material that is: P1 = Turmeric (Curcuma domestica Val), P2 = Cosmos Flowers (Cosmos sulphureus), P3 = Yellow Root (Arcangelisia Flava Merr) and P4 = Curcuma (Curcuma xanthorhiza Roxb.). While the treatment of the color brightness consistency is 2 treatment is with acid treatment (pH 3.0-4.0) and without acid treatment with 3 times repetitions. The results showed thatthe best natural yellow dye extract is in the cosmos flower. The Cosmos flower extract has the highest color brightness level that produces the value of absorbance 0.63 and the cosmos flower extract has a higher color brightness consistency shown on the value of the 1th day that is as big as 0.63 to day 7 have value absorbance 0.52.
Keywords: brightness, consistency, natural dye
ABSTRAK
Studi tentang pewarna alami telah banyak dilakukan, namun kebanyakan hanya fokus pada satu jenis sumber tanaman. Tidak banyak studi secara simultan yang dilakukan pada beberapa jenis bahan. Penelitian ini bertujuan membandingkan kualitas warna (kecerahan dan konsistensi) dan biaya produksi dari empat sumber pewarna alami kuning, yaitu rimpang kunyit (Curcuma domestica Val), rimpang temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.),bunga cosmos (Cosmos sulphureus), dan akar kuning (Arcangelisia Flava Merr). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal jenis bahan. Parameter sebagai pembanding meliputi kekuatan dan stabilitas warna kuning yang diukur melalui analisis citra dan analisis serapan UV spektrofotometer.Perlakuan untuk uji kecerahan warna yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari 4 jenis bahan yaitu: P1= kunyit (Curcuma domestica Val), P2= bunga cosmos (Cosmos sulphureus), P3= akar kuning (Arcangelisia Flava Merr) dan P4= temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.). Sedangkan perlakuan uji konsistensi kecerahan warna ada 2 perlakuan yaitu tanpa perlakuan asam dan perlakuan kondisi asam (pH 3,0-4,0) dengan tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak pewarna kuning alami terbaik yaitu terdapat pada bunga cosmos. Ekstrak bunga cosmos memiliki tingkat kecerahan warna paling tinggi yang menghasilkan nilai absorbansi 0,63 dan ekstrak bunga cosmos memiliki konsistensi kecerahan warna yang lebih tinggi yang ditunjukkan pada nilai absorbansi dari hari ke-1 yaitu sebesar 0,63 sampai hari ke-7 memiliki nilai absorbansi 0,52.
Kata kunci: kecerahan warna, konsistensi kecerahan warna, dan pewarna alami.
Referensi
Ahmad, U. 2005. Pengolahan Citra dan Teknik Pemrogramannya.Graha Ilmu.Yogyakarta.
Arini, N., D.W. Respatie dan S. Waluyo. 2015. Pengaruh takaran sp36 terhadap pertumbuhan, hasil dan kadar karotena bunga Cosmos sulphureus Cav. dan Tagetes erecta L. di dataran rendah. Vegetalika. 4(1):1-4.
B. Achmad dan K. Firdausy. 2013. Pengolahan Citra Digital Menggunakan Delphi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Day and underwood.2002. Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi kelima, perbit ANDI. Yogyakarta.
Dedi,I.K. Rediasa, I.N. Agus. 2017. Pembuatan Pewarna Alami Untuk Alternatif Pewarna Berbasis Air. Jurnal Pendidikan Seni Rupa 7(3): 133-141.
Hariani, B.W., R. Dwiastuti. dan L.C. Wijayanti. 2012. Aplikasi Metode Spektrofotometri Visibel Untuk Mengukur Kadar Kurkuminoid Pada Rimpang Kunyit (Curcuma domestica). prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Kumar, G.S, Jayaveera, K.N, Ashok Kumar, C.K, Sanjay, U.P, Swamy BMV, Kishore Kumar V.K.2007. Antimicrobial effect of indian medicinal plants against acne-inducting bacteria. Trop J Pharma Res 6(2):717-723.
Kusmiati dan Ni Wayan Sri Agustini. 2012. Ekstraksi dan Karakterisasi Senyawa Lutein dari Dua Jenis Bunga Kenikir Lokal. Bogor. Pusat Penelitian Bioteknologi.
Kristina N N, Rita Noveriza, Siti Fatimah Syahid dan Molide Rizal. 2010. Peluang Peningkatan Kadar Kurkumin pada Tanaman Kunyit dan Kurkumin. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Bogor.
Limantara, L, P. Koehler, B. Wilhem, R.J. Porra and H.Scheer. 2006. Photostability of Bacteriochlorophyll a and Photostatability 82: 770-780.
Mufidah. 2015. Analisis Kadar Curcuminoid pada Rimpang Kunyit (Curcuma domestica) dengan Menggunakan Spektrofotometer Visible. Skripsi. Universitas Diponogoro. Semarang.
Piccaglia, R, Marotti M, Grandi S. 1998. Lutein ester content in different types of Tagetes patula and T. arecta. Industrial Crops and Products 8:45-51. (116).
Purseglove, J.W., E.G. Brown, C.L Green dan S.R.J. Robbins. 1981. Spices. Vol 2. Logman Inc., New York.
Respatie, W.D. P. Yudono, A. Purwantoro, A. Trisyono, D.I. Putri. 2018. Pengaruh Ekstrak Kuning (Cosmos Sulphureus Cav.) pada Perkecambahan Kedelai. Seminar Nasional 2(1): 1-8.
Sari, M.N. 2013. Analisis Zat Pewarna pada Jajanan Pasar Dengan Metode Image Processing Menggunakan Kamera Digital. Skripsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Instittut Jember. Jember.
Sidik. 1992.Temulawak: Curcuma xanthorriza (Roxb). Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alami PHYTO MEDICA.
Socaciu, C. 2008. Food Colarants Chemical and Fungtional. CRC press, Romania.
Soekarto. 1990. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhatara Aksara. Jakarta.
Stankovic, I. 2004, Curcumin Chemical and TechnicalAssessment (CTA), 61st JECFA.
Tonnesen, H.H., and Karlsen, J., and VanHenegouwen, G.B, 1986, Studies of Curcumin and curcuminoids VIII: Photochemical Stability of Curcumin, Original Paper, 2 Lebensm. Unters. Fosch. 183: 116-122.
Wahtoni, N. 2016. Alasan Kurkumin Efektif Mempercepat Penyembuhan Luka di Kulit. Majalah Farmasetika. Fakultas Farmasi. Universitas Padjadjaran 1(3).
Yudha, Y. Anastasia Rita Widiarti, Dhesa Ardhhiyanta, Laurensius Haris. 2016. Aplikasi Pengenalan Citra Warna Dasar. Jurnal Ilmiah Widya Teknik 15(1):1-4.